SDIT Ar-Risalah Melaksanan Kurban di Sekolah



Kartasura – (27/10) Dalam rangka memeriahkan hari raya Idul Adha 1433 H, SDIT Ar-Risalah Kartasura mengadakan penyembilahan hewan udhiyah-kurban.  Sebanyak 3 ekor sapi dan 6 ekor kambing disembelih di halaman sekolah. Seluruh pengajar dan karyawan sekolah dengan dibantu warga sekitar ikut andil dalam acara ini, mulai dari penyembelihan, pemotongan daging, membersihkan jerohan, dan pendistribusian daging semua dilaksanakan dengan gotong-royong antar warga dengan pihak sekolah.

Ketua panitia Ustadz Purwadi mengatakan semua hewan kurban ini adalah amanah dari wali murid dan juga dari pengajar SDIT Ar-Risalah yang menitipkan hewan kurbannya agar di sembelih dan disalurkan ke daerah sekitar sekolah. PIhak sekolah berharap dengan membagikan daging kurban kepada warga sekitar,  akan semakin menambah kedekatan dengan tetangga serta bina lingkungan. “Keberadaan SDIT Ar-Risalah dirasakan manfaatnya di tengah-tengah masyarakat.

Ustadz Purwadi mengatakan, sebelumnya siswa juga dianjurkan untuk melaksanakan puasa arofah pada Kamis kemarin. Hal itu dilakukan itu untuk membiasakan siswa menjalankan sunah Rasulullah. “Sebelumnya kami memberikan pemahaman dan motivasi kepada siswa. Barang siapa yang menjalankannya dengan penuh keimanan dan keikhlasan. Maka akan dihapuskan dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang, sebagaimana disabdakan Rasulullah,” terangnya.


Anjuran puasa arofah, untuk mengingatkan kepada siswa bahwa pada hari itu tanggal 9 Dzulhijjah, jutaan umat Islam di seluruh penjuru dunia sedang menunaikan salah satu rukun haji yaitu wukuf di padang arofah. “Kami juga mengajak siswa untuk mendoakan agar mereka dimudahkan dalam menyempurnakan ibadah haji dengan penuh kekhusyukan dan keikhlasan sehingga menjadi haji mabrur.” ungkapnya.

Serangkaian dari memuliakan hari raya Idul Adha SDIT Ar-Risalah meliburkan peserta didik selama hari tasyrik-Hari tasyrik adalah tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah-bertepatan dengan tanggal 27, 28, 29 Oktober 2012. Jadi kegiatan belajar mengajar kembali dilaksanakan pada hari Selasa, 30 Oktober. (www.konsultasisyariah.com)

Nilai hari raya dalam pandangan Islam bukanlah semata-mata rutinitas tahunan biasa. Hari raya menjadi sangat berarti karena ia sejatinya berkaitan dengan ibadah-ibadah penting di dalam Islam. Hari raya idul fitri dirayakan setelah kaum muslimin menunaikan ibadah shaum selama satu bulan penuh, rukun Islam keempat. Dan hari raya idul adha, dirayakan kaum muslimin bersamaan dengan ibadah haji yang tengah ditunaikan oleh sebagian kaum muslimin yang telah mampu melaksanakannya, rukun Islam yang kelima.

Oleh karena itu, hari raya seharusnya dimaknai oleh kaum muslimin sebagai bentuk suka cita karena keutamaan dan karunia Allah, sublimasi dari kebahagiaan karena taat dan ibadah, rasa syukur yang seutuhnya karena takwa dan amal shaleh. Berbahagia karena keutamaan dan karunia Allah adalah perintah Allah ‘azza wa jalla dalam Al Qur`an:
قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ
Katakanlah: “Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.” (QS. Yunus [10]: 58)

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ketika para pemuda bermain di masjid pada hari raya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Agar orang-orang Yahudi mengetahui bahwa dalam agama kita juga ada waktu bersenang-senang, sesungguhnya aku diutus dengan agama yang hanif” (HR Ahmad no: 24855 dengan sanad hasan)

Meskipun peserta didik diliburkan, bukan berarti mereka melupakan tugas pokok sebagai pelajar yakni belajar. Karena para Ustadz dan Ustadzah sudah menyiapkan tugas selama liburan. Mulai dari latihan soal –terutama kelas VI yang sebentar lagi menghadapi UN-sampai dengan pemantauan amal yaumiah. (Januar Pambudi)