Sehat, Mulia dan Bahagia dengan Mengasuh Anak

DALAM pandangan hidup peradaban Barat, wanita memiliki hak yang sama dengan kaum adam. Maka, sudah semestinya kaum wanita berkiprah sebagaimana halnya lelaki berkiprah.
Wanita bebas untuk menentukan pilihan dalam hidupnya. Dan, apapun yang dilakukan oleh kaum wanita, hendaknya dihormati dan tidak dihalang-halangi, apalagi dinilai negatif atas dasar pandangan agama.

Karena peradaban Barat menghegemoni peradaban dunia modern, seluruh negara pun, termasuk Indonesia, entah terpaksa atau suka rela, mengadopsi konsep gender dalam sistem kenegaraannya. Bahkan konsep itu telah menjelma dalam kebijakan strategis negara.

Di Indonesia kuota 30 persen dalam kepungurusan partai menjadi peraturan perundang-undangan termasuk dalam komposisi anggota parlemen di Senayan. Pada saat yang sama media massa banyak menampilkan sosok wanita karir yang ditampilkan sebagai sosok wanita ideal dan patut diidolakan.

Akhirnya tidak sedikit kaum wanita yang terobsesi dengan dunia kerja dan karir. Dan, kini seperti kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, kaum wanita banyak berseliweran diberbagai tempat keramaian. Dan, umumnya sudah menganggap pekerjaan ibu rumah tangga ketinggalan zaman alias tidak keren.

Tidaklah heran jika sekarang, ibu-ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga terlihat sedikit inferior. Biasanya mereka mengucapkan, ‘Saya hanya sebagai ibu rumah tangga’.

Seolah-olah ibu rumah tangga yang mengurus anak di rumah itu adalah wanita teraniaya dan tertindas. Padahal, ibu rumah tangga adalah wanita yang paling menentukan di seluruh dunia.
Dalam bahasa Mario Teguh, ibu rumah tangga adalah satu-satunya manusia yang pekerjaannya tidak bisa diwakili oleh siapapun, termasuk oleh seorang presiden sekalipun.

Memang benar ibu rumah tangga tidak bisa dikenal layaknya artis karena memang pekerjaannya di dalam rumah. Bahkan ibu rumah tangga mungkin tidak bisa berpenghasilan dengan pekerjaan yang tak terkira di dalam rumah.

Tetapi, harus jujur diakui bahwa kenakalan remaja yang kini sudah mengarah pada kejahatan remaja, salah satunya dikarenakan hilangnya peran seorang ibu di dalam rumah. Banyaknya orang tua yang super sibuk di kota-kota besar, menjadikan interaksi mereka dengan buah hatinya tidak berjalan secara sempurna, sehingga banyak anak merasa tidak diperhatikan dan akhirnya terjerumus pada pergaulan yang merugikan.

Tugas Utama seorang Istri

Memang tidak semua wanita yang memilih berkarir semata-mata karena malu menjadi ibu rumah tangga. Sebagian karena situasi dan kondisi yang mengharuskan istri ikut turun ke medan kerja, untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang boleh jadi belum bisa diatasi seorang diri oleh suami.

Tetapi, Islam telah menegaskan bahwa tugas atau peran utama yang harus dijalankan oleh seorang muslimah sebagai istri dan ibu adalah mengurus rumah tangga, mendidik anak, menjaga harta suami, menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan rumah yang tak kalah beratnya dari pekerjaan suami untuk memenuhi nafkah.

Jika memiliki bayi, maka tugas utama seorang ibu adalah menyusui anaknya, selama dua tahun, jika ingin sempurna penyusuannya.

وَالْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلاَدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ الرَّضَاعَةَ

“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.” (QS. Al-Baqarah [2]:233).

Oleh: M. fauzil Adhim

Awal Masuk Tahun Pelajaran 2013-2014

Selamat Belajar, Raihlah segala cita-cita kalian dengan Belajar di SDIT Ar-Risalah, Kartasura.